Perempuan Mulai Kuasai Dunia Mobil Listrik, dari Korban “Mansplaining” Jadi Komunitas 6.500 Anggota!

MOTORLISTRIK.COM, Amerika Serikat – Dunia mobil listrik yang selama ini didominasi pria, kini mulai diramaikan oleh perempuan. Salah satunya adalah Wooten-Chapple, seorang ibu pekerja yang jatuh cinta pada Ford Mustang Mach-E, mobil listrik bergaya sport yang mengingatkannya pada mobil klasik milik mendiang ayahnya tahun 1969.
Bedanya, mobil barunya jauh lebih hemat: tidak perlu beli bensin, perawatannya ringan, dan punya bagasi besar untuk keperluan belanja harian.
“Saya merasa Ford membuat mobil ini khusus untuk saya,” ujarnya. “Cocok banget buat ibu sibuk atau wanita karier.”
Namun, pengalaman manis itu sempat terganggu. Saat Wooten-Chapple memposting pengalamannya di forum mobil listrik, ia justru mendapat komentar sinis dan mansplaining (penjelasan merendahkan dari pria).
Tak mau diam, ia pun membuat komunitas sendiri khusus untuk perempuan, bernama Mustang Mach-E Girls Club. Kini, komunitas itu sudah beranggotakan lebih dari 6.500 perempuan dari seluruh dunia.
“Mobil listrik itu hal baru. Penting banget buat perempuan punya ruang aman untuk saling bertanya dan berbagi pengalaman,” katanya.
Dunia EV Masih Didominasi Pria
Menurut data S&P Global Mobility, pria dua kali lebih banyak memiliki mobil listrik dibanding perempuan. Padahal, perempuan justru lebih peduli terhadap isu lingkungan dan penghematan energi.
Para analis menyebut ada beberapa alasan:
- Harga EV masih tinggi, sementara pendapatan pria umumnya lebih besar.
- Teknologi EV dianggap belum terbukti, membuat sebagian perempuan ragu.
- Budaya “tech bro” yang terbentuk sejak era Tesla awal 2010-an membuat dunia mobil listrik terasa eksklusif bagi pria.
Bahkan kampanye iklan EV pun sering menampilkan tokoh maskulin seperti Arnold Schwarzenegger dan Will Ferrell, membuat citra mobil listrik tampak “laki banget”.
Perlahan, Kesenjangan Mulai Mengecil
Kini, jarak antara pengguna pria dan perempuan mulai mengecil. Jika dulu perbandingannya 3:1, kini menjadi sekitar 2:1.
Namun, masih ada hambatan lain — terutama soal keamanan saat pengisian daya di tempat umum.
Banyak perempuan merasa tidak nyaman mengisi daya di area parkir yang gelap atau sepi pada malam hari.
“Saya sering merasa kurang aman saat ngecas di tempat umum,” kata Liv Leigh, pemilik Mustang Mach-E sekaligus YouTuber otomotif.
Untuk itu, sejumlah perusahaan pengisian daya seperti Rove, Ionna, dan Electrify America kini mulai membangun stasiun pengisian dengan penerangan dan keamanan 24 jam.
Gerakan Sosial Perempuan Pengguna EV
Selain Wooten-Chapple, banyak perempuan lain yang aktif mengajak sesama wanita mengenal mobil listrik.
Mereka membuat komunitas online, mengadakan kopdar, dan kampanye sosial media seperti “I’ll Drive What She’s Driving” — yang menampilkan kisah nyata para pemilik mobil listrik perempuan.
“Kampanye ini untuk memecah tembok stigma,” ujar Kay Campbell dari organisasi energi terbarukan Generation 180.
“Kalau perempuan dengar pengalaman langsung dari sesama perempuan, mereka jadi lebih percaya diri untuk ikut beralih ke mobil listrik.”
Dari Cemooh Jadi Inspirasi
Kini, Wooten-Chapple bukan hanya pengguna, tapi juga ikon perubahan di dunia otomotif ramah lingkungan.
“Banyak perempuan yang bilang ke saya, ‘Saya akhirnya beli Mach-E setelah lihat komunitas ini.’ Itu luar biasa,” katanya.
Dengan makin banyaknya perempuan yang terlibat, mobil listrik bukan lagi milik kaum pria semata — melainkan bagian dari gaya hidup cerdas, hemat, dan berkelanjutan untuk semua.
(Anton) (gambar ilustrasi)